Thursday, 26 March 2015
Lennon dan Ono, Serukan Kedamaian dari Tempat Tidur
MUSICOLOGY - Banyak pasangan baru menikah menghabiskan bulan madunya di sebuah tempat nan eksotis dan romantis. Jauh dari bising dan keramaian.
Nah, tampaknya hal-hal itu tidak berlaku bagi pasangan pentolan The Beatles, John Lennon dan istri keduanya, Yoko Ono yang menikah pada 20 Maret 1969 di Gibraltar.
Betapa tidak, mereka menghabiskan bulan madunya selama sepekan dengan melakukan kampanye 'Bed for Peace' yang dimulai pada 25 Maret 1969.
Seperti dilansir dari laman Ultimate Classic Rock, setelah pernikahan mereka, John dan Yoko memesan sebuah kamar kelas presidential suite di Hilton Amsterdam, Belanda.
Kamar tersebut mereka dekorasi dengan tulisan tangan di atas tempat tidur. Tulisannya 'Hair Peace' dan 'Bed Peace'. Mereka juga mengundang wartawan ke kamar untuk berdiskusi soal isu kedamaian selama 12 jam per hari.
"Kami mengirimkan kartu undangan 'Datanglah ke bulan madu John dan Yoko di tempat tidur, Hotel Amsterdam'," tutur pria kelahiran Liverpool 9 Oktober 1940.
Menurut John, selebritis harusnya melihat wajah para wartawan ketika berjuang di depan pintu.
"Pemikiran mereka penuh dengan hal-hal yang akan terjadi. Mereka berjuang dengan cara mereka sendiri," ungkap John.
John mengatakan dirinya dan Yoko bagaikan dua malaikat di tempat tidur. Bunga-bunga di sekeliling pasangan itu. Tulisan 'Peace' dan 'Love' di kepala mereka.
“Kami berpakaian. Tempat tidur cuma pemanis. Kami mengenakan piyama seperti yang kami pakai. Tidak ada lagi yang ingin kami tunjukkan. Kami 'telanjang'," kata John.
Bukan tanpa alasan mereka memilih Amsterdam untuk berkampanye agar pesan yang hendak disampaikan tersebar.
Seperti yang dikatakan Yoko kepada seorang wartawan, "Kami mengganggap Amsterdam merupakan tempat yang sangat penting dan cocok untuk melakukan kampanye itu."
Menurut Yoko, warga Amsterdam memiliki ketertarikan yang sangat segar dan kuat terhadap kampanye itu.
"Kami berpikir, daripada memicu perang, lebih baik kami diam di tempat tidur. Masyarakat sebaiknya diam di tempat tidur dan menikmati musim semi," ujar wanita asal Jepang ini.
Kepada wartawan Belanda, John memuji Kota Amsterdam. Menurut John, Amsterdam merupakan tempat yang indah.
"Banyak muda-mudi di Amsterdam. Banyak ide yang dimiliki mereka. Jika kami bisa menginspirasi generasi muda tersebut, kami ingin melakukannya dengan cara yang damai," kata John.
Ide kampanye damai di tempat tidur selama sepekan dan membiarkan rambut tumbuh panjang dinilai sebagai suatu hal yang bodoh dan absurd
Namun, pasangan itu mengakui memang absurditas itu merupakan bagian dari rencana mereka.
“Seorang penulis surat kabar Daily Mirror sempat bertanya apakah dia bisa lebih sering menaruh foto Yoko dan saya untuk halaman depan surat kabar," ujar John.
“Dia berkata dia tidak pernah tertawa seperti ini selama hidupnya. Itu bagus. Justru hal itu yang kami inginkan," terang John sambil berkelakar.
Seiring berjalannya waktu, kini kamar yang digunakan oleh Lennon dan Ono di Hilton Amsterdam itu dinamakan 'John and Yoko Suite' dan didekorasi dengan memorabilia.
Dan, kamar itu disewakan dengan tarif 2.400 dollar AS per malam, atau sekitar Rp31,1 juta (kurs Rp12.989).
Dua bulan kemudian, Lennon dan Ono melakukan kampanye kedua di tempat tidur di Hotel Queen Elizabeth, Montreal, Kanada.
Mereka merekam lagu 'Give Peace a Chance' dengan sejumlah tamu undangan suka rela.
Beberapa tahun lalu, Ono merilis potongan dalam film dokumenter berdurasi 70 menit yang berjudul Bed Peace.
RAS/2632015
Labels:
John Lennon,
The Beatles,
Yoko Ono
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment